Thursday, January 31, 2008

Pengalaman yang tidak terlupakan

Assalamualaikum wrh wbt

Sepanjang 5 tahun pergi usrah, semalam adalah antara perjalanan ke usrah yang paling bewarna-warni yang pernah saya lalui.

Mengejar komuter masa dan dikejar anjing durjana adalah pengalaman baru yang tak pernah saya lalui dalam meniti denai kecil ke halaqah.

Menarik!

:)

Malam-malam kita..

Assalamualaikum wrh wbt

diambil dari blog teman seperjuangan aimansalmi

Ku tujukan buat insan yang tersia-sia malamnya...

RASULULLAH S.A.W. pernah bersabda: Jadikanlah qiamullail itu amalan bagimu, kerana yang demikian itu adalah amalan orang-orang yang soleh sebelum kamu, dan ia boleh mendekatkan dirimu dengan Tuhanmu, dan membersihkan dosa-dosamu dan menghindarkan kamudaripadanya. (Riwayat Tirmizi).

Wahai orang-orang yang terpejam matanya,

Izinkan kami, manusia-manusia malam menuliskan sebuah surat cinta kepadamu. Seperti halnya cinta kami pada waktu malam-malam yang kami rajut di sepertiga terakhir. Atau seperti cinta kami pada keagungan dan rahasianya yang penuh pesona. Kami tahu dirimu bersusah payah lepas tengah hari berharap intan dan mutiara dunia. Namun kami tak perlu bersusah payah, sebab malam-malam kami berhiaskan intan dan mutiaradari syurga. Wahai orang-orang yang terlelap. Sungguh nikmat malam-malammu. Gelapnya yang pekat membuat matamu tak mampu melihat tenaga cahaya yang tersembunyi di baliknya. Sunyi senyapnya membuat dirimu hanyut tak menghiraukan seruan cinta. Dinginnya yang merasuk semakin membuat dirimu terlena,menikmati tidurmu di atas pembaringan yang empuk, bermesraan dengan bantal dan gulingmu, bergeliat manja di balik selimutmu yang demikian hangatnya. Aduhai nikmatnya.

Wahai orang-orang yang terlena,

Ketahuilah, kami tidak seperti dirimu !! Yang setiap malam terpejam matanya, yang terlelap pulas takterkira. Atau yang terlena oleh suasananya yang begitu menggoda. Kami tidak seperti dirimu !! Kami adalahpara perindu kamar di syurga. Tak pernahkah kau dengarSang Insan Kamil, Rasulullah SAW bersabda :"Sesungguhnya di syurga itu ada kamar yang sisiluarnya terlihat dari dalam dan sisi dalamnya terlihat dari luar. Disediakan untuk mereka yang memberi makanorang-orang yang memerlukannya, menyebarkan salamserta mendirikan solat pada saat manusia terlelapdalam tidur malam." Sudahkah kau dengar tadi ? Ya,sebuah kamar yang menakjubkan untuk kami danorang-orang yang mendirikan solat pada saat manusia-manusia yang lain tertutup mata dan hatinya.

Wahai orang-orang yang keluarganya hampa cinta,

Kau pasti pernah mendengar namaku disebut. Aku AbuHurairah, Periwayat Hadist. Kerinduanku akan sepertigamalam adalah hal yang tak terperi. Penghujung malamadalah kenikmatanku terbesar. Tapi tahukah kau ?Kenikmatan itu tidak serta merta kukecap sendiri.Kubagi malam-malamku yang penuh syahdu itu menjadi tiga. Satu untukku, satu untuk istriku tercinta dansatu lagi untuk pelayan yang aku kasihi. Jika salahsatu dari kami selesai mendirikan solat, maka kami bersegera membangunkan yang lain untuk menikmatibagiannya. Subhanallah, tak tergerakkah dirimu ?Pedulikah kau pada keluargamu ? Adakah kebaikan yang kau inginkan dari mereka ? Sekadar untuk membangunkan orang-orang yang paling dekat denganmu, keluargamu ?

Lain lagi dengan aku, Nuruddin Mahmud Zanki. Sejarah mencatatku sebagai Sang Penakluk kesombongan pasukan salib. Suatu kali seorang ulama tersohor Ibnu Katsir mengomentari diriku, katanya, " Nuruddin itu bercinta dengan solat malam, banyak berpuasa dan berjihad denganakidah yang benar." Kemenangan demi kemenangan akuraih bersama pasukanku. Bahkan pasukan musuh ituterlibat dalam sebuah perbincangan seru. Kata mereka," Nuruddin Mahmud Zanki menang bukan karena pasukannyayang banyak. Tetapi lebih karena dia mempunyai rahasiabersama Tuhan". Aku tersenyum, mereka memang benar.Kemenangan yang kuraih adalah karena do'a dansolat-solat malamku yang penuh kekhusyukan.Tahukah kau dengan orang yang selalu setia mendampingiku ? Dialah Istriku tercinta, Khotun binti Atabik. Dia adalah istri solehah di mataku, terlebih di mata ALLAH. Malam-malam kami adalah malam penuh kemesraan dalam bingkai Tuhan. Gemerisik dedaunan dan desahan angin seakan menjadi pernak-pernik kami saat mendung di mata kami jatuh berderai dalam sujud kami yang panjang.Ku ceritakan padamu suatu hari ada kejadian yang membuat belahan jiwaku itu tampak murung. Kutanyakan padanya apa gerangan yang membuatnya resah. Ya ALLAH, ternyata dia tertidur, tidak bangun pada malam itu,sehingga kehilangan kesempatan untuk beribadah. Astaghfirullah, aku menyesal telah membuat dia kecewa. Segera setelah peristiwa itu kubayar saja penyesalankudengan mengangkat seorang pegawai khusus untuknya. Pegawai itu kuperintahkan untuk menabuh gendang agarkami terbangun di sepertiga malamnya.

Wahai orang-orang yang terbuai,

Kau pasti mengenalku dalam kisah pembebasan Al Aqsa,rumah ALLAH yang diberkati. Akulah pengukir tinta emasitu, seorang Panglima Perang, Salahuddin Al-Ayyubi. Orang-orang yang hidup di zamanku mengenalku tak lebihdari seorang Panglima yang selalu menjaga solatberjama'ah. Kesenanganku adalah mendengarkan bacaanAlqur'an yang indah dan syahdu. Malam-malamku adalahsaat yang paling kutunggu. Saat-saat dimana aku bercengkerama dengan Tuhanku. Sedangkan siang hariku adalah perjuangan-perjuangan nyata, pengejawantahan cintaku pada-Nya.Wahai orang-orang yang masih saja terlena, Pernahkah kau mendengar kisah penaklukanKonstantinopel ? Akulah orang dibalik penaklukan itu, Sultan Muhammad Al Fatih. Aku sangat lihai dalam memimpin bala tentaraku. Namun tahukah kau bahwasehari sebelum penaklukan itu, aku telah memerintahkan kepada pasukanku untuk berpuasa pada siang harinya.Dan saat malam tiba, kami laksanakan solat malam danmunajat penuh harap akan pertolongan-Nya. Jika ALLAHmemberikan kematian kepada kami pada siang hari disaatkami berjuang, maka kesyahidan itulah harapan kam iterbesar. Biarlah siang hari kami berada di ujungkematian, namun sebelum itu, di ujung malamnya ALLAHtemukan kami berada dalam kehidupan. Kehidupan denganmenghidupi malam kami.

Wahai orang-orang yang gelap mata dan hatinya,


Pernahkah kau dengar kisah Penduduk Basrah yang kekeringan ? Mereka sangat merindukan air yang keluardari celah-celah awan. Sebab terik matahari terasa sangat menyengat, padang pasir pun semakin kering dan tandus. Suatu hari mereka sepakat untuk mengadakan Solat Istisqo yang langsung dipimpin oleh seorang ulama di masa itu. Ada wajah-wajah besar yang turutserta di sana, Malik bin Dinar, Atho' As-Sulami,Tsabit Al-Bunani. Solat dimulai, dua rakaat pun selesai. Harapan terbesar mereka adalah hujan-hujan yang penuh berkah. Namun waktu terus beranjak siang, matahari kian meninggi, tak ada tanda-tanda hujan akan turun. Mendung tak datang, langit membisu, tetap cerah dan biru. Dalam hati mereka bertanya-tanya, adakah dosa-dosa yang kami lakukan sehingga air hujan itu tertahan di langit ? Padahal kami semua adalah orang-orang terbaik di negeri ini ?Solat demi solat Istisqo didirikan, namun hujan takkunjung datang. Hingga suatu malam, Malik bin Dinar dan Tsabit Al Bunani terjaga di sebuah masjid. Saat malam itulah, aku, Maimun, seorang pelayan, berwajah kuyu, berkulit hitam dan berpakaian usang, datang ke masjid itu. Langkahku menuju mihrab, kuniatkan untuk solat Istisqo sendirian, dua orang terpandang itu mengamati gerak gerikku.

Setelah solat, dengan penuh kekhusyu'an kutengadahkan tanganku ke langit, seraya berdo'a :"Tuhanku, betapa banyak hamba-hamba-Mu yangberkali-kali datang kepada-Mu memohon sesuatu yangsebenarnya tidak mengurangi sedikitpun kekuasaan-Mu. Apakah ini karena apa yang ada pada-Mu sudah habis ?Ataukah perbendaharaan kekuasaan-Mu telah hilang ?Tuhanku, aku bersumpah atas nama-Mu dengankecintaan-Mu kepadaku agar Engkau berkenan memberikami hujan secepatnya."
Lalu apa gerangan yang terjadi ? Angin langsung datang bergemuruh dengan cepat, mendung tebal di atas langit. Langit seakan runtuh mendengar do'a seorang pelayan ini. Do'aku dikabulkan oleh Tuhan, hujan turun dengan derasnya, membasahi bumi yang tandus yang sudah lamamerindukannya.Malik bin Dinar dan Tsabit Al Bunani pun terheran-heran dan kau pasti juga heran bukan ? Aku, seorang budak miskin harta, yang hitam pekat, mungkin lebih pekat dari malam-malam yang kulalui. Hanya manusia biasa, tapi aku menjadi sangat luar biasa karena doaku yang makbul dan malam-malam yang kupenuhi dengan tangisan dan taqarrub pada-Nya.

Wahai orang-orang yang masih saja terpejam,


Penghujung malam adalah detik-detik termahal bagiku,Imam Nawawi. Suatu hari muridku menanyakan kepadaku,bagaimana aku bisa menciptakan berbagai karya yangbanyak ? Kapan aku beristirahat, bagaimana aku mengatur tidurku ? Lalu kujelaskan padanya, "Jika aku mengantuk, maka aku hentikan solatku dan aku bersandar pada buku-bukuku sejenak. Selang beberapa waktu jika telah segar kembali, aku lanjutkan ibadahku."Aku tahu kau pasti berpikir bahwa hal ini sangat sulit dijangkau oleh akal sehatmu. Tapi lihatlah, aku telah melakukannya, dan sekarang kau bisa menikmati karya-karyaku.


Wahai orang-orang yang tergoda,


Begitu kuatkah syaitan mengikat tengkuk lehermu saat kau tertidur pulas ? Ya, sangat kuat, tiga ikatan ditengkuk lehermu !! Dia lalu menepuk setiap ikatan itu sambil berkata, "Hai manusia, Engkau masih punya malam panjang, karena itu tidurlah !!".Hei, Sadarlah, sadarlah, jangan kau dengarkan dia, itu tipu muslihatnya ! Syaitan itu berbohong kepadamu. Makabangunlah, bangkitlah, kerahkan kekuatanmu untukmenangkal godaannya. Sebutlah nama ALLAH, maka akanlepas ikatan yang pertama. Kemudian, berwudhulah, maka akan lepas ikatan yang kedua. Dan yang terakhir, solatlah, solat seperti kami, maka akan lepaslah semua ikatan-ikatan itu.

Wahai orang-orang yang masih terlelap,


Masihkah kau menikmati malam-malammu dengan kepulasan?
Masihkah ? Adakah tergerak hatimu untuk bangkit, bersegera, mendekat kepada-Nya, bercengkerama dengan-Nya, memohon keampunan-Nya, meski hanya dua rakaat ? Tidakkah kau tahu, bahwa Allah turun kelangit bumi pada 1/3 malam yang pertama telah berlalu. Tidakkah kau tahu, bahwa Dia berkata, "Akulah Raja, Akulah Raja, siapa yang memohon kepada-Ku akan Ku kabulkan, siapa yang meminta kepada-Ku akan Kuberi, dan siapa yang memohon ampun kepada-Ku akan Ku ampuni. Dia terus berkata demikian, hingga fajar merekah.

Wahai orang-orang yang terpujuk rayu dunia,



Bagi kami, manusia-manusia malam, dunia ini sungguh tak ada ertinya. Malamlah yang memberi kami kehidupan sesungguhnya. Sebab malam bagi kami adalah malam-malam yang penuh cinta, sarat makna. Masihkah kau terlelap ?Apakah kau menginginkan kehidupan sesungguhnya ? Maka ikutilah jejak kami, manusia-manusia malam. Kelak kau akan temukan cahaya di sana, di waktu sepertiga malam. Namun jika kau masih ingin terlelap, menikmati tidurmu di atas pembaringan yang empuk, bermesraan dengan bantal dan gulingmu, bergeliat manja di balik selimutmu yang demikian hangatnya, maka surat cinta kami ini sungguh tak berarti apa-apa bagimu. Semoga Allah mempertemukan kita di sana, disyurga-Nya, mendapati dirimu dan diri kami dalam kamar-kamar yang sisi luarnya terlihat dari dalam dan sisi dalamnya terlihat dari luar. Semoga...


Dariku

Manusia Malam.



(disaring bebas dari manusia malam)

Tuesday, January 29, 2008

Petani Jannah

Hari ini dalam sejarah
aku tidur di luar rumah.

Separa tidur aku bertempur
membunuh hulubalang gemuk
petualang darah, nyamuk!

Dalam merah darah aku tidak sempat marah
mengenang teman tiada berumah
tidak kenal payah dan lelah
tabah menjaga sebidang
maruah
basah tanah
al Quds
petani Allah
tidak akan pernah kalah
penyambung harum wangi intifadah.

Tanah merekah ini
kan segar esok
bersiram baja merah
menuai janji Allah di Jannah.

amar kun

p/s: aha.. sape suro balik lewat-lewat sangat.. nasib baiklaa 3 jam lagi dah nak subuh.. uhu..

Thursday, January 24, 2008

Posting lama.

Assalamualaikum wrh wbt.

Posting-posting lama sudah diupload semula.

Semoga bermanfaat, insyaAllah.

wslm

Makan (dan minum) dalam circle

Assalamualaikum wrh wbt

Kepada rakan-rakan yang selalu belajar, berhujah, bergelak, bermenangis, bertidur, bermakan, berminum (dan bermacam-macam ber lagi) dalam circle, pernah tak korang semua menghadapi situasi seperti di bawah?

Si A tuang air sirap ke dalam gelas. Pass gelas kepada si B.

B pass kepada C.

C pass kepada D.

D pass kepada E.

E pass kepada F.

F pass kepada G.

G pass kepada H.

H pass kepada A semula (pasal dah cukup satu pusingan).

Bila ditanya mengapa korang buat sedemikian, maka dengan serentak dan tanpa segan-silunya korang akan jawab,

"Oh ini disebabkan ukhuwwah fillah abadan abada lestary selamanya antara kami! Jadi dengan mendahulukan sahabat, maka ini tandanya kami sedang itsar antara satu sama lain!"

Maka ini jawapan aku, (yang selalunya dipendamkan dalam hati je utk menjaga takliful qulub) you are bunch of losers! Bazirkan ATP je keje.. Kan senang kalo dari awal lagi si A tu terus tuang air pastu terus minum je air tu. Ampeh.

Mula-mula kita fahami dulu apa itu itsar.

Itsar: Mementingkan saudara lebih dari kepentingan sendiri.

Okeh mari kita kaji kejadian di atas dengan lebih spesifik.

Bilangan orang: 8
Bilangan gelas: 8
Kesimpulan: Semua orang dapat minum. Jadi kepentingan semuanya adalah sama rata. Maka, tiada orang yang boleh mementingkan saudaranya lebih dari diri sendiri kerana tiada yang kurang dan tiada yang lebih penting. Kesimpulan, tiada itsar di sini, yang ada hanyalah sebulatan manusia membazirkan ATP dengan mempassing gelas mengikut arah jam.

Okeh, sekarang mari kita buka kembali buku sirah, dan baca tentang kisah itsar antara para sahabat nabi.

Ketika satu peperangan islam dengan al batil, seorang tentera mendapat tahu sepupunya luka teruk dalam pertempuran. Maka dia membawa segelas air untuk sepupunya agar dapat mengurangkan kesakitan beliau. Tatkala dia menghulurkan gelas kepada saudaranya itu, terdengar jeritan orang mengerang, lantas sepupunya berkata,

"Berikan air kepadanya. Sesungguhnya dia lebih berhak dariku."

Dia pun bergegas kepada orang yang kedua, dan saat dia menghulurkan gelas, terdengar satu laungan yang dahsyat dari katil sebelah, dari seorang soldadu islam yang juga luka parah.

"Berikan air ini kepada saudaraku. Dia lebih memerlukan air ini dariku."

Lantas dia bergegas membawa air itu ke katil sebelah. Sesampainya di situ, rohnya sudahpun terbang bersama-sama mereka yang menang di jalan Allah.. Dia kembali kepada sepupunya dan tentera tadi, alangkah terkejutnya mereka berdua pun sudah pulang ke sisi Allah cinta hakiki mereka di dunia dan akhirat. Dan Allah akan menggantikan setiap titis air tadi dengan air yang jauh lebih mahal di akhirat atas cinta dan itsar mereka sesama saudara.

Inilah itsar yang sebenarnya dituntut dalam Islam. Memberikan sesuatu yang kita sangat-sangat cintai, desparate dan perlukan kepada saudara yang lebih kita sayangi, hatta saat sakaratul maut melambai-lambai di depan mata. Dan mereka dapat merasai kesakitan kita, kesusahan kita, kegusaran hati kita, kerana Allah telah mempersatukan jiwa-jiwa yang saling mencintai antara satu sama lain.

Ramai orang boleh itsar ketika sama-sama kenyang, tetapi berapa ramaikah yang sanggup untuk terus itsar ketika semua perut kelaparan?

wallahua'lam

p/s 1: sesungguhnya yang menulis ini masih banyak perlu belajar dan menghidupkan itsar kepada saudara-saudaranya..
p/s 2: penah sekali tu masa turun gunung nuang di hulu langat (1495 meter), turun di tengah-tengah kegelapan (sampai base camp pkol 3 pagi), kesejukan, hujan dan tanah runtuh, route berlecak dan asyik terjatuh dalam lubang pasal tak bawak lampu, dan masa itulah rasa manisnya ukhuwah yang Allah lontarkan ke dalam hati-hati hamba-Nya yang cinta sesama satu dan lain..

Belasungkawa


Al fatihah buat allahyarham Ben Omar. Semoga roh ditempatkan bersama roh para solihin.
Amin~

Pada saat saya duduk selesa di surau apartment Sunway University College pada malam 23 Januari, sama sekali tidak saya sangka bahawa teman seperjuangan yang hanya kenal dari nama tetapi dekat ketika doa rabithah sedang berjuang di Sunway Medical Centre, 500 meter dari tempat saya...

Hari terpanjang

Assalamualaikum wrh wbt

Setiap hari ada 24 jam, tidak kurang dan tidak lebih. Dan setiap orang dikurniakan 24 jam, tak kira lah dia sama ada dia tu Presiden ataupun makcik Cleaner.

Tapi perasan tak, kadang-kadang tu kita rasa masa ni panjaaaaang sangat. Dalam satu hari tu kita boleh buat macam-macam. Dari lepas subuh sampai lah ke tengah malam, macam-macam kita isi. Dan kadang-kadang, kita rasa hari tu, pendek sangat. Celik-celik mata, dah tengahari. Pastu pejam mata balik, dah masuk malam.


Semua ni adalah disebabkan keberkatan masa tu sendiri. Allah yang mengurniakan keberkatan pada kita agar kita tak jadi orang yang RUGI. Apa ciri-ciri orang yg masanya diberkati? Boleh check surah MASA.

Demi masa (atau demi waktu asar).
Sesungguhnya manusia dalam KERUGIAN.
Kecuali:
Orang beriman,
beramal soleh,
saling menasihati atas kebenaran,
dan atas kesabaran.

Alhamdulillah, semalam 23 Januari 2008, Allah mengurniakan hari terpanjang dalam sejarah hidup saya.

Semoga akan ada banyak lagi hari-hari sedemikian dalam helaian-helaian diari malaikat raqib untuk saya, amin.

amar kun,
cheras-sentul-bangi-kajang-subang-sunway-taylors.
23 Januari 2008

Monday, January 21, 2008

Pisang Goreng Yang Paling Mahal


Petang hangat. Matahari terpacak di atas kepala membakar setiap helai bulu romaku. Aku mengheret malas kedua belah kakiku meniti tepi jalan yang berlopak dan berdebu itu.

"Mahu jimat ATP," otak kiriku cuba memujuk jirannya yang membantah fiil kaki yang diseret-seret longlai tidak bermaya lagak seorang baru kalah mapliau.

Jarum kontot di muka jam berdiri tepat antara nombor 5 dan 6. Masih ada dua jam lagi sebelum maghrib. Tekak kering semakin galak meronta-ronta mahu dimandikan dengan air. Namun perut yang rancak berkeroncong tadi sudah pun berhenti berbunyi, mogok lapar agaknya. Ah biarlah, 120 minit bukannya lama pun. Aku meneruskan langkah longlai menuju stesen komuter Setia Jaya.


Kutoleh ke kiri, ada gerai goreng pisang. Sungguh inviting. Pisang goreng emas itu kelihatan seperti jongkong-jongkong emas berkilau-kilau dimakan cahaya petang. Gulp! Aku menelan air liur yang sudah pasti tidak melangsaikan hutang lapar kepada perutku.

"Pakcik, pisang-pisang ni berapa yer harga?"

"Yang besar ni dua seringgit, yang ni empat seringgit, dan yang kecil-kecil ni enam seringgit," balas seorang lelaki separuh umur, tersenyum lebar kepada pelanggan mudanya.

Kuseluk poket. Ada dua helai note seringgit, dua keping syiling dua puluh sen dan lima keping sepuluh sen. Tambang ke liqo malam ini dua ringgit empat puluh sen. Dan selebihnya untuk aku 'berbelanja besar' mengisi nafsu perut di kala berbuka nanti.

"Yang kecil tu tiga ya pakcik," bisikku perlahan sambil menghulur lima syiling sepuluh sen. Mungkin disebabkan suara serak yang kedahagaan air. Mungkin disebabkan malu. Dan mungkin disebabkan kedua-duanya sekali.

Lelaki tua itu memandang aku dengan wajah hiba. Ah biarlah! Asalkan aku membeli juadah berbuka petang ini dengan wang yang halal.

Dia memasukkan seketul-seketul pisang goreng itu ke dalam plastik hijau.

"Satu, dua, tiga," aku mengira dalam hati. Inilah rezekiku pada petang asyura ini.

Namun tangan pakcik tadi masih lagi terus memasukkan pisang ke dalam plastik hijau sampai aku hilang perkiraan. Aduh! Apakah suaraku tadi perlahan benar sampai pekedai ini tidak mendengar pesananku? Ataupun kedai ini hanya menjual pisang goreng dengan harga satu ringgit dan ke atas sahaja? Hatiku benar-benar luluh dan hampa melihat pisang-pisang yang tidak mampu aku beli. Aku mendongak melihat ke langit untuk mengelak daripada airmataku luruh ke tanah.

"Nah dik. Ambillah ni," ujar lelaki tua itu sambil menghulurkan beg plastik hijau tadi yang separuh penuh dengan goreng pisang.

Beg plastik dan syiling bertukar tangan. Aku melangkah pantas beredar dari gerai kecil itu. Kepalaku masih lagi mendongak ke langit. Namun kini aku sudah tidak mampu lagi menahan serpihan-serpihan kaca hangat mengalir deras dari hujung mataku.

Terima kasih pakcik!

Terima kasih Tuhan! Kerana buat aku kenyang sebelum berbuka! Kenyang dengan rahmat dan kasih sayang Mu! Sungguh, Engkaulah Yang Maha Mendengar segala isi hati!

"Sesungguhnya Allah mengetahui segala rahsia di langit dan di bumi; sesungguhnya Dia mengetahui akan segala (isi hati) yang terkandung di dalam dada." (al Fathir:38)

Puasa Asyura

Sajak 1

Senja ini
aku berbuka dengan
air mata.

Terima kasih Tuhan
kerana masih Beri peluang
buat hatiku kenyang
dengan rahmat dan nikmat
mengemis belas dari-Mu.

Pahit hari ini
pasti jadi manis esok
saat madu bertemu susu
disaji kekasih bermata ungu.

Masjid al Ihsan Sunway,
9 Muharam 1429.

Sajak 2

Puasa ini
mengajar aku harga
nikmat mahal
yang amat murah
di neraca dunia.

Stesen Komuter Setia Jaya,
9 Muharam 1429.


Sajak 3

Tuhan
sungguh aku malu
pada hati yang
cuma merindu
merintih merayu
pada Mu
saat perut sayu
dan nafsu pun layu.

Sungguh
jarang aku
ingat pada Mu
saat perut ketawa
dan nafsu menggila.

dalam komuter, Setia Jaya - KL Sentral,
9 Muharam 1429.

SSQ 1

Assalamualaikum wrh wbt

SSQ ini ialah singkatan kepada "Sembang-sembang Qannas". Qannas ni sahabat baik saya dan saya amat meminati gaya penulisan beliau yang sangat best. Maka sukalah saya di sini untuk berkongsi sepatah dua kata daripada beliau. Selamat membaca! :)

Tulisan-tulisan beliau boleh didapati di sini.

SSQ 1: Kegagalan, di mana kayu ukurnya?

“Hidup saya penuh kegagalan. Dari kecik sampai besar ada je masalah dalam buat benda-benda. Asyik-asyik tak kene je. Dah masuk U, keluar balik, masuk yang lain… Tengok orang lain berjaya, kadang-kadang iri hati juga, tapi apa nak buat, saya dan kegagalan dah macam adik-beradik,” kata seorang teman.

Saya terfikir. Oklah kegagalan. Bukan semua orang berjaya dalam kehidupan. Dah tak semua gagal dalam kehidupan. Mungkin itulah warna-warni dalam kehidupan. Ada naik turun. Ada yang penuh gilang gemilang. Ada yang sederhana. Ada yang tak berjaya-jaya juga sampai last. Tapi apa sebenarnya takat ukur kejayaan dan kegagalan.

Apakah dengan tidak masuk U anda gagal. Atau memang dari sekolah rendah anda maintainkah record sebagai no. 1 dari belakang? Atau apa sebenarnya? Atau berjaya itu adalah dengan selalu mendapat dean’s list setiap sem, dan dapat straight A’s dalam national exam, dan..dan..dan.

Sebab saya secara peribadi, suka berkawan dengan orang yang hidupnya tak lurus dan mudah. Itu biasa. Saya suka kawan dengan orang yang kaya pengalaman. Hidupnya ada pelbagai warna. Ada naik turun. Ada kene kejar, kena tipu dan kena makinya. Sebab dari sekolah kehidupan dia belajar banyak benda yang kita tak belajar di sekolah teori dan falsafah.

Ye mungkin hidup dia tak secerah pelangi hidup kita yang lain. Kita mudah. Dari sekolah dapat no. 5 ke atas. Masuk menengah straight A’s, masuk U dean’s list, dapat scholar, kerja dapat mudah. 5 digit pay. Naik pangkat. Kawin. Jadi bos. Pencen. Duit masuk. Jaga cucu.Mati. Owh begitu mudahnya. Dan kita claim kita seorang yang berjaya dalam kehidupan.

Tanda aras

Saya selalu teringat, Allah sebut dalam surah al-Ankabut: “Apakah manusia mengira bahawa dibiarkan mengatakan bahawa kami beriman sedangkan mereka tidak diuji..?”Jelas sekali. Takat ukur kejayaan dan kegagalan. So, jangan mudah-mudah claim kata aku dah berjaya, sedangkan hidup anda laluannya sangatlah mudah.

Bayangkan mereka yang the so-called gagal dalam kehidupan. Nabi sendiri lebih dari 70 kali ketuk pintu rumah Abu Jahal sehari, mengajaknya kepada Islam. Adakah itu kegagalan? Alexamder Graham Bell, selepas kali ke seratus lebih baru berjaya mencipta telefon. Adakah sebelum itu dia gagal?

Kegagalan adalah suatu proses dalam anda nak mencapai kejayaan. Kegagalan juga menambah warna, perisa dan perasa dalam resipi kejayaan anda. Well, tak seronoklah kalau mudah je mendapat kejayaan dan kemenangan, kalau tak da kesusahan dan kegagagalan. Betul tak?

Takat ukur kegagalan, sekali lagi jangan diukur dengan akal fikiran manusia dan pancaindera yang sangat terbatas. Boleh jadi secara lahirnya kita gagal, tapi apa yang akan berlaku selepas tu, kita akan berjaya. Lihat sahaja perjanjian Hudaibiyyah, yang dimeterai antara kaum muslimin dengan penduduk Quraisy Makkah. Literally memang nampak kalah. Yelah semua clause dalam perjanjian tu memihak kepada kaum Quraisy. Tapi itukan pandangan manusia. Apa yang mereka tak nampak ialah the future consequences akibat perjanjian tu. Apakah tewas dalam perjanjian tu jugak dikira kegagalan?

Sebab tu. Tanda ukurnya bukan pada manusia. Tapi pada Allah. Thus, bila Allah kata: Telah berjaya mereka yang menyucikan hatinya dan telah gagallah mereka yang mengotorkan hatinya (surah As-Syams).

Siapa yang berjaya dan siapa yang gagal? Anda nampak?

10 tahun bersama al Mathurat


Mac 1998

Pada pagi Ahad selepas tazkirah solat subuh di Surau Aspura (Asrama Putera), kami pelajar tingkatan satu dikumpulkan beramai-ramai di bahagian hadapan surau. Jam menunjukkan pukul 6.50 pagi.

Ketua Pelajar ketika itu, Mohd Tazli Azizan, atau lebih mesra dikenali sebagai Abang Tazli, menyuruh kami semua bersedia untuk membacakan al-Mathurat bersama-sama.

"Al Mathurat ni ape eh? Mungkin ini salah satu daripada surah-surah al Quran kot.. pasal ada perkataan 'al' kat depan dia," bisik hati kecilku yang masih lagi kebingung-bingungan ketika itu.

Alangkah malunya aku, apabila melihat teman-teman lain masing-masing memegang buku nota biru muda bersaiz poket. Rupanya hanya aku seorang yang salah ambil naskhah al Quran. Memandangkan tiada lagi buku mathurat di rak surau, maka aku berkongsi sahaja dengan seorang itu. Namun pagi itu, aku lebih banyak mumble (bak kata Mr Jeyarahman Intec) daripada membaca dengan jelas kerana inilah kali pertama aku membacanya.

Pengalaman pada pagi itu memberi aku semangat untuk lebih kerap membaca al mathurat supaya tidak lagi ketinggalan oleh teman-teman yang lain.

Mei 1998

Sudah sebulan lebih aku membaca al Mathurat setiap pagi Ahad (kerana hanya pada pagi ini akan ada tazkirah subuh, dan sudah kebiasaan setiap kali selepas tazkirah mathurat akan dilantunkan beramai-ramai oleh para jemaah). Berkat banyak berlatih, kini aku dapat membacanya dengan lebih lancar dan tanpa gagap-gagap lagi. Namun aku masih tertanya-tanya siapakah dia gerangan "Imam Hasan Al Banna" ini.

Memandangkan ayahku banyak membeli buku-buku kisah hikmah para wali dan ulama, aku sangat familiar dengan nama-nama ulama seperti Hasan Al Basri, Ibrahim Adham, Rabiatul Adawiyah (sekadar menyebut beberapa nama). Aku kira, mungkin Hasan Al Banna ini sezaman dengan Hasan Al Basri kerana nama mereka pun lebih kurang.

Seorang naqib tingkatan empat yang kebetulan duduk disebelahku kemudian menjelaskan kepadaku dengan lebih detail tentang Hasan Al Banna ini.

"Dia ni dulu tinggal di Mesir. Pada tahun 50-an dia mati syahid ditembak oleh pemerintah Mesir ketika sedang membuka pintu keretanya. Kalau kamu membawa al Mathurat di Mesir, kamu akan dihukum penjara!!" kata abang itu dengan nada tegas dan bersemangat.

Wah! Semenjak hari itu, aku semakin bertambah bersemangat untuk membaca al Mathurat dengan lebih bersungguh-sungguh.

1999

Kini aku sudah bergelar pelajar tingkatan dua di sekolah berasrama penuh ini. Tiada lagi undang-undang asrama yang mewajibkan aku turun ke surau pada pagi ahad, maka al Mathurat pun makin jauh dari bibirku yang mula kering oleh basahnya zikir ini.

Kini aku sudah senior, maka aku seboleh-bolehnya ingin membezakan diriku dari apa yang dilakukan oleh junior, kalau junior beratur masa makan, aku potong; junior solat awal, aku lewat; junior tuck in, aku tuck out; junior pegi prep, aku ponteng; junior study, aku tidur; dan banyak lagi perkara-perkara bangang yang aku lakukan yang tidak terfikir olehku ketika menjadi junior dahulu, walhal jarak waktu antara keduanya tidak sampai 12 bulan.

Namun pada satu petang ketika aku ponteng prep, hatiku berasa kosong sekali. Walaupun hujan di luar tingkap mencurah-curah membasahkan setiap inci tanah di sekolah, aku berasa sungguh kontang di dalam kalbu ini. Secara spontan kakiku membawa badan yang malas ini di tempat yang suatu ketika dahulu memberi ketenangan kepadaku, surau.

Di surau, aku mengambil senaskah al Mathurat yang seolah-olah memanggil-manggil aku untuk dibaca. Aku mula membacanya, dan ketika aku mula melantunkan doa rabithah, secara tidak aku sedari manik-manik kaca mula pecah di hujung mataku. Dan pada saat itu aku berazam untuk sama sekali tidak meninggalkan al mathurat pada masa yang akan datang.

2000

Disebabkan masalah kesihatan dan keputusan peperiksaan yang tidak memuaskan di SBP (aku jatuh daripada top 5 kepada nombor 25), ibu bapaku mengambil keputusan untuk aku belajar di sekolah berhampiran dengan rumah sahaja untuk menghadapi PMR. Di rumah aku menjadi kaki study dan juga kaki bola. Sekali lagi al mathurat kutinggalkan. Ayat-ayat dan doa-doa yang dahulu berumah di hati dan bibir seolah-olah turut sama berpindah keluar daripada diriku pada saat aku berpindah sekolah dahulu.

2001-2002

Aku kini belajar di sebuah sekolah asrama di kaki Bukit Larut. Ya benar, nampaknya al mathurat memang gemar bermastautin di surau-surau sekolah agama. Sekali lagi aku memulakan kisah baru dengan al Mathurat. Kini setiap pagi dan petang aku membacanya tanpa jemu, tetapi dengan niat yang agak terpesong, "Aku mahu straight A's". Walaupun al mathurat kini sudah menjadi halwa lidah dan telingaku, namun kemanisannya kini sudah tiada.

2003 - kini - (selamanya? insyaAllah)

Wamakaru wamakarallah, wallahukhairul ma kirin. Benarlah percaturan Allah itu lebih baik daripada segala apa perancangan kita. Aku ditempatkan di Sunway College (Darul Maksiat). Suasana di sini yang sungguh berbeza dengan atmosfera bersih di kampung menyebabkan iman aku benar-benar tercabar. Dengan pelajar yang pelbagai bangsa datang dari Hong Kong, Jepun, China, Australia, Yemen, Arab Saudi, Sri Lanka, India, Pakistan (sekadar menyebut beberapa negara) berada di sini seolah-olah sebelah kaki sudah pun berpijak di luar negara.

Hatiku penasaran setiap kali melihat maksiat bergayut-gayut di hadapan mata. Kini aku benar-benar desperate untuk mencari cahaya agar diriku selamat. Alhamdulillah, dalam kegelapan zulumat inilah aku berjumpa dengar Nur. Syukur pada Allah, dalam suram kelam hitam ini, masih ada lagi hati-hati yang ikhlas dan bertazakka (suci dan menyucikan) diri kepada Allah.

Aku berjumpa dengan cinta sejati, cinta kepada Allah yang dilemparkan pada hati-hati pemuda yang ikhlas dan optimis dengan kegemilangan Islam. Maka setiap hari, kami melantunkan zikir-zikir dan doa dalam al Mathurat untuk menguatkan azam kami, menyucikan qalbu kami, dan mengikat hati-hati kami untuk sentiasa menyayangi lillahi taala.

Kami juga belajar bahawa kami adalah sebahagian daripada rantai-rantai islam yang tidak akan putus semenjak perutusan Nabi Adam a.s sampailah ke hari ini. Lontaran doa' rabithah ini dilafazkan oleh hati-hati yang cinta kepada saudaranya dari fajarnya Yokohama hinggalah senjanya California. Dan Allah akan sentiasa merahmati, mencintai golongan pemuda yang cinta kepada-Nya dan saling berkasih sayang sesama muslim dan izzah kepada yang musuh-Nya.

Semoga Allah mengikat hatiku agar aku menjadi salah satu daripada rantai-rantai yang menjadi penyambung dalam rantaian dakwah ini.

Amin.

Sunday, January 20, 2008

Sepatu Syaitan


Sepatu mahal
di kaki masjid
adalah penyakit
di hati yang ralit.

Thursday, January 17, 2008

Warkah dari Israel (dahulunya Palestina)

Di sini
Tidak lagi jelas
Orang-orang palestinakah yang melempar batu
Atau
Batu yang mencari orang Palestina untuk dilemparkan
Bukankah batu adalah juga bagian dari tanah yang dirampas?

Di sini
Ada yang jelas
Ada raga yang dikuburkan bersama nyawa
Ada yang mati sebelum dilahirkan
Bukankah manusia sudah hidup di dalam rahim sebelum
Dilahirkan?

Dan saksikan…
Saksikan
Ibu-ibu, nenek-nenek, kakek gaek
Ada anak-anak
Ada batu yang dilemparkan

Di luar sana
Orang-orang berbicara tentang hak
Dengan memberikan yang bukan haknya
Kepada yang tidak berhak
Membagi yang bukan miliknya
Kepada yang bukan pemiliknya
Dan orang-orang Palestina
Mencari haknya di tengah-tengah teriakan tentang hak-hak

Di sini
Orang Palestina yang tuan rumah
Kini menjadi tamu yang tak diinginkan
Yahudi yang terusir di luar sana
Kini Yahudi yang mengusir
Di sini

Dan saksikan…
Saksikan
Ibu-ibu, nenek-nenek, kakek gaek
Ada anak-anak
Ada batu yang dilemparkan

Di Yerusalem
Ibrahim, Luth, Ismail, Musa, Harun, Yusya’
Daud, Sulaiman, Zakariya, Yahya, Ishaq, Ya’qub
Mengambil hak-hak orang lemah dari yang kuat
Menghantam penindas
Mengangkat martabat


Ada semangat sepanjang masa
Pada tiap zaman
Ada ghirah setiap umat
Pada tiap tempat
Ada bara yang tidak padam

Dan saksikan…
Saksikan
Ibu-ibu, nenek-nenek, kakek gaek
Ada anak-anak
Ada batu yang dilemparkan
Di Yerusalem
Tanah para nabi dan rasul
Ada nabi yang dibantai
Ada manusia yang dinistakan
Ada agama yang dihinakan

Dan saksikan…
SaksikanIbu-ibu, nenek-nenek, kakek gaek
Ada anak-anak
Ada batu yang dilemparkan


Ambil bara dan jangan matikan dengan air mata
Tiup dengan napas
Panaskan jiwa
Kobarkan nyali
Besi terbentuk oleh bara

Dan saksikan…
Saksikan
Ibu-ibu, nenek-nenek, kakek gaek
Ada anak-anak
Ada batu yang dilemparkan

Tidak lagi penting apakah batu mampu melawan peluru
Tidak lagi terpikirkan apakah orang-orang Yahudi belajar dari
Crematorium Nazi atau tidak
Tidak ada lagi rasa takut bahkan bila Palestina berubah
Menjadi crematorium Israel
Yang kami takutkan
Adalah saat di mana tulang-tulang kami
Abu kami
Menangis sedih dan memaki menyalahkan
Melihat seorang dari Nigeria atau serombongan dari Indonesia
Pada satu waktu yang mungkin tidak jauh
Berdiri di Bukit Zaitun
Dan menunjuk
Di sana dulunya Masjidilaqsa
Di sana dulunya Qabbatussakhrah
Dan kita semua pernah mengagumi kemegahannya

Bukit Zaitun, 1991
(dipetik dari Makelar Dongeng Holocaust: Catatan Perjalanan dari dalam Israel oleh Rakhmat Zaenal)

Tuesday, January 15, 2008

Berita semalam..

Assalamualaikum wrh wbt.

Dipetik dari Harian Metro,

*****
...Sementara itu, di Rawang lima kereta Perodua Myvi yang baru 15 minit dibawa keluar dari kilangnya rosak teruk apabila treler yang membawanya terbabas sebelum terbalik.

Difahamkan dalam kejadian jam 3.15 petang itu, semua kereta baru keluar dari kilang Perodua di Sungai Choh, Rawang sebelum terbabit dengan kemalangan di Lebuhraya Utara-Selatan (Plus) berhampiran Plaza Tol Rawang.

Sumber polis berkata, kemalangan itu dipercayai berpunca akibat masalah pada sistem mekanikal stereng lori treler dua tingkat itu yang tidak berfungsi. Akibatnya lori terbabit yang membawa kereta MyVi baru ke arah ibu kota, hilang kawalan sebelum terbabas ke kiri lebuh raya lalu terbalik di longkang berhampiran.

“Akibat kemalangan itu, dua kereta MyVi yang yang letakkan di bahagian bawah dan tiga lagi di tingkat atas belakang treler turut terhempas ke bahu lebuh raya menyebabkan kerosakan pada bahagian sisi kiri.

“Bagaimanapun semua kenderaan terbabit tidak tercampak ke atas lebuh raya berikutan ia diikat pada badan treler. Pemandu dan kelindan treler bagaimanapun tidak mengalami sebarang kecederaan,” katanya.

Difahamkan semua kereta baru itu dalam perjalanan ke Klang untuk dihantar ke sebuah syarikat kereta sebelum diserahkan kepada pelanggan yang membuat tempahan.
*****

Persoalan: Berapakah kereta yang menyebabkan kemalangan dan berapa pula yang malang?

Pengajaran1: "Kalau murabbi tergolek, habis semua mutarabbi ikut tergolek, malang betul mereka tu" kata Raja Ketam sambil mengajar rakyatnya berjalan lurus.

Pengajaran2: "Kami pun sama malang, dapat murabbi jalan senget," bisik hati seekor anak ketam.

[+]Addendum (Disebabkan khuatir dengan kemungkinan bertambahnya bilangan pembaca yang tidak faham, maka iA dengan izin Tuhan saya akan menambah sedikit komen tentang peristiwa lori terbalik di atas.)

Baik, sekarang mari kita analisa peristiwa di atas.

Peristiwa kemalangan di Lebuhraya PLUS Rawang ini melibatkan:
1 lori kontena (bersama 1 pemandu)
5 pro2 Myvi (tiada pemandu)

Punca kemalangan:
Masalah sistem mekanikal stereng lori.

Kerugian:
1 lori kontena dan 5 pro2 Myvi.
0 kerugian jiwa dilaporkan (alhamdulillah).

Berikut ialah perbualan antara dua orang pakcik selepas membaca berita ini..

En. A: Ish ish.. tengok berita ni.. ruginyer.. abis kereta baru-baru semua rosak..

En. B: Betul tu..nasib baik pemandu tu selamat.. mungkin ni berkat dia ikhlas dalam bekerja.

En. A: Itulah.. semua ni gara-gara stereng yang rosak.. kalau dah stereng rosak, ikhlas macam mana pun masih lagi susah nak ikut jalan yang lurus.. akhirnya masuk ke longkang.. kalau masuk ke longkang sorang-sorang takpe jugak.. ini habis semua kereta-kereta baru yang suci murni tu diajak ke longkang sekali..

En. B: Apa boleh buat.. dah takdir Tuhan.. (sambil menggeleng-geleng kepala)

En. A: Hmm.. (geleng kepala jugak). Eh tengok ni, Datuk Siti dah bertudung.. bla bla bla..

(Kerana perbualan dah berubah topik, maka isi-isi seterusnya tidak lagi relevan dengan diskusi di sini).

Okeh, sekarang mari kita analisa dengan kaca mata dakwah.

Kenapa peristiwa ni dipanggil kemalangan?

Kerana lori terjatuh ke dalam longkang. Adakah pemandu lori dengan sengaja membawa lorinya jatuh ke dalam longkang? Tidak, tidak mungkin seseorang yang berakal sihat dan lulus ujian memandu (yang susah jugak ar) akan intentionally membawa lorinya beserta amanahnya masuk ke dalam longkang. Ini disebabkan kedegilan sang pemandu untuk terus menggunakan stereng yang rosak, tidak memeriksa keadaan stereng dengan teliti sebelum memulakan perjalanan. Walaupun beliau seorang yang ikhlas, amanah dan bersemangat dalam bekerja, namun disebabkan sikap tidak mahu mengislahkan lorinya, kemalangan pun berlaku. Akhirnya, jiwa para kereta yang bersih, kuat, dan hati-hati yang kosong tiada berpemandu telah pun disia-siakan masuk ke dalam jurang longkang bersama lori tua tadi. Alangkah bahagianya jiwa kereta-kereta muda tadi dapat siap sampai ke destinasi, diisi dengan pemandu yang hatinya ikhlas dan berfikrah jelas, enjin-enjin muda tadi mungkin akan dapat meluncur laju masuk ke lorong-lorong di kota, denai-denai di kampung, membawa rahmat ke mana saja tayarnya bergolek. Namun hanya disebabkan kedegilan dan ego seorang pemandu tua, itu semua hanya tinggal mimpi-mimpi indah dalam hati-hati pemuda yang pasrah (pasal kereta yang diorder dah rosak).

Maka disebabkan kemalangan yang merugikan ini, terpaksalah kita menunggu hadirnya generasi kereta dengan roh baru dalam ummah kereta ini, yang Dicintai Pencipta dan mereka pun mencintai-Nya, berlemah lembut kepada saudara dan izzah kepada musuh.

Semoga Allah memberikan kita jalan-jalan ke arah jihad yang muntijah.

Wallahua'lam.

Sunday, January 13, 2008

Mangsa Keadaan

Kita adalah mangsa keadaan
laju beradu di litar perlumbaan
berebut mad'u dalam keredhaan
bersaing menuju jalan ke Tuhan.

Mungkinkah kereta-kereta dakwah ini
melupakan perbezaan
meraikan persamaan
kerana kita punya
satu tujuan
Allah
pemilik mutlak
hidayah dan iman.

Senja ini kita seribu,
mungkinkah fajar kita kan satu?

ibnu omar

Puisi Jiwang.. erk

Hatiku sering malu tersipu
pada mata yang dungu tertipu
oleh nona manis
bermata jeli
kulit ivory
bibir delima
walaupun aku tahu
semua yang fana
adalah roti gardenia
yang punya tarikh luputnya.

Namun aku
masih terus tidak tahu malu
kerana aku
bermuka tembok kepala batu
saban hari tidak jemu
berdoa padaMu
agar cinta Zulaikha
setia Hawa
hati Khadijah
akal Aisyah
berhimpun jadi satu
pada pelengkap separuh agamaku.

Aku akan terus menunggu
takkan jemu merindu
hadirmu bidadariku
hiasan syurga di langit dunia.

Aku akan kekal begitu
biar seribu tahun berlalu.

Friday, January 11, 2008

Niat

Niat yang suci,
adalah mawar berduri,
mekar wangi menghiasi,
kebun budi rahsia taman hati.

Ikhlas itu,
adalah saksi,
adalah bukti,
adalah undi,
matawang utama untuk membeli,
mahligai indah di lantai firdausi

Ujub, riak, ghurur, takabbur,
itulah daki,
pinta cepatlah cuci,
sebelum sampai temujanji,
Izrail, Mungkar dan Nakir,
ejen insuran hidup selepas mati.

amar kun

Tuesday, January 08, 2008

Three Oddest Words

When I pronounce the word Future,
the first syllable already belongs to the past.
When I pronounce the word Silence,
I destroy it.
When I pronounce the word Nothing,
I make something no nonbeing can hold.
Wislawa Szymborska

I Am and I Am Not

I’m drenched in the flood
which has yet to come

I’m tied up in the prison
which has yet to exist

Not having playedthe game of chess
I’m already the checkmate

Not having tasted a single cup of your wine
I’m already drunk

Not having entered the battlefield
I’m already wounded and slain

I no longer know the difference
between image and reality

Like the shadow
I am
And
I am not
Jalaluddin Rumi,
Persian Poet

Kau Mencintaiku

Kau mencintaiku
seperti bumi
mencintai titah Tuhannya
tak pernah lelah
menanggung beban derita
tak pernah lelah
menghisap luka.

Kau mencintaiku
seperti matahari
mencintai titah Tuhannya
tak pernah lelah
memberi cerah cahayanya
tak pernah lelah
menghangat jiwa.

Kau mencintaiku
seperti air
mencintai titah Tuhannya
tak pernah lelah
membersihkan lara
tak pernah lelah
menyejukkan dahaga.

Kau mencintaiku
seperti bunga
mencintai titah Tuhannya
tak pernah lelah
menebar mekar aroma bahagia
tak pernah lelah
meneduhkan gelisah nyala.

Di sini
aku mahu engkau tahu
aku juga mencintaimu
dalam hangat rahmat Yang Satu.




p/s: Saya cuma menulis 4 baris terakhir sahaja. Yang lain-lain itu dikopi pes dari KCB II.

Monday, January 07, 2008

Allah Maha Mendengar Bisikan Hati

Seorang pemuda telah mengikuti kelas halaqah di masjid selama beberapa bulan. Pada malam itu, sang mua’lim telah memberi pengisian mengenai “Allah Maha Mendengar dan mengikuti petunjuk dari Allah melalui intuisi”. Ketika berlangsung pengajian, hati kecil pemuda itu tertanya-tanya, “Adakah Allah (SWT) masih berbicara kepada manusia melalui intuisi?"

Sesudah usai pengisian, pemuda tadi keluar minum bersama-sama beberapa orang teman di kedai kopi berdekatan. Beberapa orang kawannya telah berkongsi pengalaman peribadi mereka tentang bagaimana Allah (SWT) telah memberi petunjuk dan hidayah kepada mereka dalam pelbagai cara, dan akhirnya mereka sedar bahawa yang telah membantu menunjukkan jalan kepada mereka selama ini ialah Allah (SWT).

Jam menunjukkan pukul 10 malam ketika pemuda tadi memulakan perjalanannya ke rumah. Ketika dia duduk di bangku empuk kereta sedannya, dia mula berdoa kepada Allah, “Oh Allah.. Jika Engkau masih berbicara kepada hati manusia, berbicaralah kepadaku. Aku akan mendengar. Dan aku berusaha sebaik mungkin untuk menuruti perintah-Mu”.

Ketika dia dalam perjalanan ke rumahnya, tiba-tiba hati kecilnya berbisik dengan kuat menyuruh dia berhenti dan membeli seliter susu segar. Dia menggeleng-gelengkan kepadanya dan berkata, “Allah, adakah itu Engkau?” Memandangkan tiada siapa yang menjawab, dia pun meneruskan perjalannya ke rumah.

Namun, tidak lama kemudian, hatinya kembali berbisik menyuruh dia membeli seliter susu.

“Baiklah Allah, jika benar itu pesanan dari-Mu, aku akan beli susu itu.” Nampaknya, ujian ketaatan ini tidaklah sesusah yang disangka. Dan dia juga boleh minum susu itu ketika dia sampai ke rumah nanti. Lalu dia pun memberhentikan keretanya dan membeli susu itu dan kembali meneruskan perjalanannya pulang.

Ketika dia melepasi Jalan 7, tiba-tiba dia mendapat satu perasaan yang kuat, “Turuni jalan itu!”. Ini adalah kerja gila, gumamnya sendirian. Namun, sekali lagi, dia mendapat perasaan yang kuat menyeru agar dia membelok masuk ke Jalan 7. Pada simpang yang seterusnya, dia membelok dan masuk ke jalan itu. Separa bercanda dia berkata, “Baiklah Tuhanku, aku turuti perintahmu.”

Dia memandu melintasi beberapa blok sehinggalah tiba-tiba dia merasakan dia patut berhenti. Dia menekan pedal brek, berhenti dan memerhati keadaan di sekeliling kawasan itu. Di sini ialah kawasan perumahan orang-orang pertengahan. Ini bukanlah kawasan yang paling cantik, namun ia juga bukanlah kawasan orang-orang yang paling miskin. Banyak kedai-kedai telah tutup dan hampir semua rumah telah gelap, menandakan penghuninya sudah masuk ke kamar tidur.

Namun sekali lagi, dia merasakan sesuatu berkata-kata dalam hatinya, “Pergi dan berikan susu itu kepada penghuni rumah di seberang jalan.” Pemuda itu memerhatikan keadaan rumah itu. Suasananya gelap. Mungkin penghuninya sudah tidur atau mungkin mereka tiada di rumah. Dia kembali melangkah menuju ke keretanya dan mula kembali masuk ke tempat duduk kereta..

“Allah.. ini ialah kerja gila. Penghuni rumah itu sudahpun nyenyak tidur, dan jika aku kejutkan mereka, sudah pasti mereka akan marah dan aku akan kelihatan seperti orang bodoh.” Namun, dia masih merasakan dia perlu mengikut kata-kata hatinya.

Akhirya, dia membuka semula pintu kereta, “Baiklah Allah, jika ini ialah Engkau, aku akan pergi ke pintu rumah itu dan berikan mereka susu. Aku rela berkelakuan seperti orang gila ini jika itulah yang Engkau mahukan. Aku mahu menjadi orang yang taat. Aku harap Engkau akan membalasnya kemudian hari, namun jika tiada sesiapa yang menjawab di pintu, aku akan terus beredar dari tempat ini.”

Dia berjalan melintasi lorong kecil itu dan menekan loceng. Dia dapat mendengar sedikit bunyi bising dari dalam rumah. Satu suara garau memecah kesunyian malam itu, “Siapa tu? Apa yang kau mahu?” Dan pintu rumah itu dibuka dengan cepat sebelum pemuda tadi sempat melarikan dirinya ke kereta.
Seorang pemuda dalam usia empat puluhan tercegat berdiri di belakang pintu bersama t-shirt lusuh. Dia kelihatan seperti baru bangkit dari tidur. Dia kelihatan agak keliru dan pelik dengan kehadiran seorang tetamu yang tidak dikenalinya di depan pintu rumah pada waktu-waktu malam begini.

“Ada apa?”

Pemuda tadi menghulurkan susu tadi dan berkata, “Ambillah, aku bawakan ini untuk kau.”

Lelaki tadi terus merentap susu tadi dan bergegas lari masuk ke dalam rumah. Kemudian turun dari dalam rumah, seorang perempuan menyambut susu tadi dan pergi ke dalam dapur. Lelaki tadi mengikut rapat perempuan itu, dan dalam dukungan kemasnya duduk seorang bayi kecil. Dan bayi itu menangis kuat sekali. Kelaparan agaknya. Dan air-air hangat mengalir laju dari mata lelaki separuh umur itu.

Dan dalam esak tangisannya, lelaki itu berkata, “Kami baru sahaja selesai solat. Kami terpaksa membayar banyak hutang bulan ini, dan akhirnya kami kehabisan wang. Kami tidak punya apa-apa untuk si kecil ini. Aku baru sahaja berdoa kepada Allah (SWT) untuk memberikan jalan kepadaku bagaimana untuk mendapatkan susu untuknya”.

Kemudian terdengar suara sang isteri menyambung halus dari belakang suaminya, “Aku meminta daripada Allah (SWT) agar menghantar kami seorang malaikat bersama sebekas susu. Adakah engkau malaikat itu?”

Pemuda tadi lantas menyeluk saku, mengeluarkan dompet dan menarik semua duit yang ada padanya ketika itu dan menyerahkannya kepada tangan lelaki tadi. Dan dia berpusing ke belakang berlari ke arah keretanya dengan pecahan-pecahan manik jernih pada hujung matanya.

Dan kini dia tahu bahawa Allah (SWT) itu masih mendengar doa hamba-hamba Nya...

Thursday, January 03, 2008

Ayam goreng.. nyam2..

Assalamualaikum wrh wbt

Artikel di bawah ini saya pinjam dari http://matarealiti.blogspot.com/. Semoga bermanfaat. :)

Bagaimanakah caranya kita menggoreng ayam? Adakah kita menggunakan api yang terlalu kuat kerana inginkan ayam tersebut cepat masak? Ataupun adakah kita hanya menggorengnya sekejap sahaja, kerana tidak mampu menahan kesabaran untuk menikmati rasanya yang enak? Atau bolehkah kita memasak 15ketul ayam serentak? kerana inginkan ayam yang banyak..dan agar perut kita boleh dikenyangkan dengan bilangan ayam yang banyak itu? Bagaimanakah??????

Tentunya kita mesti mahukan seketul ayam, yang rasanya enak, tidak hangus, cukup masak...senang cerita cukup serba serbi... BetuL?? jadi ayam tersebut pastinya di masak dengan api yang sederhana..dengan kadar masa yang lama..agar isinya masak hingga ke tulang...Barulah ayam itu sedap dimakan dengan selera kita..Benar? Dan jika kita menggoreng 15 ketul ayam serentak..dapatkah kita pastikan ayam-ayam tersebut benar2 masak? tentunya tidak..kemungkinan besar ada ayam yang tidak cukup masak..mentah..hanya kelihatan rangup di luar..tapi mentah di dalam..

Begitu jugalah tarbiyah..tarbiyah tiada jalan singkat...bukannya sesuatu yang mampu dilakukan dalam masa sehari dua...peribadi muslim bukannya dapat terbentuk dalam masa yang singkat..Perjalannya sangat jauh..dan lama..jangankan kerana kita inginkan kemenangan yang mudah dicapai..kita terus menggunakan jalan pintas...menyampaikan sesuatu yang tidak sesuai dengan akal objek dakwah kita... Ini hanya akan membawa kepada kemenangan yang sementara..menghasilkan insan yang hanya kelihatan mantap di luar..tapi lemah di dalam.... Dan objektif kita bukanlah bilangan yang ramai..kerana bilangan tidak berguna jika kualitinya tidak terjamin...
"Kalau apa yang engkau serukan kepada mereka (wahai Muhammad) sesuatu yang berfaedah yang sudah didapati dan satu perjalanan yang sederhana (tidak begitu jauh), nescaya mereka (yang munafik itu) akan mengikutmu; tetapi tempat yang hendak dituju itu jauh bagi mereka dan mereka akan bersumpah dengan nama Allah dengan berkata: Kalau kami sanggup, tentulah kami akan pergi bersama kamu. (Dengan sumpah dusta itu) mereka membinasakan diri mereka sendiri, sedang Allah mengetahui bahawa sesungguhnya mereka itu orang-orang yang berdusta (tentang tidak sanggupnya mengikutmu). "
At-Taubah:42

Tapi ternyata objek dakwah yang mempunyai peribadi muslim yang berkualiti..hanya dapat dibentuk dengan kesabaran..dalam jangka masa..yang panjang..yang tidak mungkin dapat ditampung oleh mereka yang isti'jal. Tapi dengan kesabaran itulah kejayaan akan bersama kita

"Wahai Nabi, perangsangkanlah orang-orang yang beriman itu untuk berperang. Jika ada di antara kamu dua puluh yang sabar, nescaya mereka dapat menewaskan dua ratus orang (dari pihak musuh yang kafir itu) dan jika ada di antara kamu seratus orang, nescaya mereka dapat menewaskan seribu orang dari golongan yang kafir, disebabkan mereka (yang kafir itu) orang-orang yang tidak mengerti. "

Al-Anfal:65

Muslim yang mempunyai kualiti..ibarat sepohon pokok yang tumbuh..tumbuhnya pokok tersebut, disuburkan dengan baja yang berkualiti, disiramkan dengan air secukupnya..mengikut kadar yang diperlukan, mengikut masa yang ditentukan.. Pohon yang cukup syaratnya ini, pastinya menjadi pokok yang sihat, malah menyuburkan pohon-pohon dan tanah di sekitarnya.

"Tidakkah engkau melihat (wahai Muhammad) bagaimana Allah mengemukakan satu perbandingan, iaitu: Kalimah yang baik adalah sebagai sebatang pohon yang baik, yang pangkalnya (akar tunjangnya) tetap teguh dan cabang pucuknya menjulang ke langit. "

Surah Ibrahim: 24

Moga kita sama2 merenung sejauh mana langkah kita, tepat dan benar..mengikut cara Rasul..

Wallahualam

p/s: baru reti masak ayam goreng =)